Para ahli astronomi meramalkan hujan meteor akan terjadi pada pada Selasa subuh waktu Amerika Serikat dan Eropa atau Rabu 18 November 2009 dini hari waktu Indonesia.
"Kami memprediksikan 20 sampai 30 meteor akan jatuh perjamnya di atas langit Amerika Serikat. Sedangkan di Asia, 200-300 meteor jatuh perjamnya," kata ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Bill Cooke, seperti dimuat laman CNN.
Hujan meteor Leonid adalah serpihan debu Komet Tempel-Tuttle yang melintasi sistem tata surya kita tiap 33 tahun sekali.
Pecahan ekornya yang menggesek atmosfer akan menciptakan pendar cahaya yang sangat terang di langit malam.
Komet Tempel-Tuttlenya telah dikenal sejak 1366 dan terakhir teramati mendekati bumi tahun 1965 dan awal 1998. Sedangkan hujan meteornya telah dikenal jauh sebelumnya, sejak tahun 585.
Hujan meteor Leonid biasa sebenarnya tampak setiap tahun sekitar 14-19 November dengan puncaknya pada 17-18 November. Tetapi, sewaktu-waktu menjadi badai meteor bila komet induknya mendekati bumi. Badai meteor Leonid terakhir teramati 1965, 1966, dan 1998 lalu. Badai meteor Leonid 1966 merupakan badai meteor terbesar dengan jumlah sekitar 150.000 meteor per jam.
Puncak hujan meteor akan terjadi di atas langit Indonesia dan China sebelum fajar esok. Pemandangan indah pendaran sekitar 300 meteor per jam bisa kita saksikan di langit nusantara, asalkan mendung tak menggelayut di angkasa.
Bagi yang ingin menyaksikan fenomena yang bisa dilihat dengan mata telanjang ini, sebaiknya menjauhi terang lampu perkotaan. Makin gelap langit yang menaungi kita, makin jelas meteor terlihat.
By: VIVAnews
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar
Posting Komentar